Ini Alasan Jalur Pantura Harus Diperbaiki Setiap Tahun
Cirebon - Pulau Jawa yang merupakan pulau terpadat di
Indonesia memiliki setidaknya 3 jalur sibuk dalam transportasi darat,
yaitu jalur selatan, jalur tengah, dan jalur pantai utara (Pantura).
Nama terakhir yang disebut adalah jalur sepanjang kurang lebih 1.300 km
di sepanjang utara Pulau Jawa.
Jalur yang dibangun sejak jaman kolonial itu hampir pasti mengalami perbaikan di sana sini. Setiap tahun, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum menggelontorkan anggaran untuk pemeliharaan jalur itu.
Dirjen Bina Marga KemenPU, Djoko Murjanto mengatakan, perbaikan jalur Pantura setiap tahun adalah keniscayaan. Hal itu dilakukan karena beban yang diterima jalur itu sangatlah berat.
"Memang harus begitu, selalu saya tegaskan begitu. Yang namanya jalan kalau mau dipakai harus ada pembiayaan, kalau tidak ada pembiayaan makin hancur. Intinya pemeliharaan itu pasti, harus," tegas Djoko di sela-sela pemantauan jalur Pantura, di Cirebon, Jawa Barat, Senin (19/5/2014).
Kemudian Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah V (BBPJN V) Dirjen Bina Marga, Hedy Rahadian, memaparkan alasan perbaikan jalur Pantura dilakukan setiap tahun. Salah satunya karena muatan kendaraan di Indonesia yang masih tinggi.
"Kalau overloading, idealnya 8 ton tapi MST (Muatan Sumbu Terberat) kita 10 ton. Sementara MST aktual itu 18-20 ton, saat ini overloading 60 persen. Amerika aja MST-nya 8 ton. Itu dampaknya terhadap jalan pangkat 4," kata Hedy.
Hedy kemudian mengatakan, perhitungan penambahan anggaran untuk perbaikan saat ini naik menjadi Rp 1,7 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 1,2 - Rp 1,3 triliun. Hal itu, lanjutnya, adalah angka yang normal mengingat kerusakan jalan yang disebabkan tingginya muatan.
"Di mana-mana biaya jalan mahal. Anggaran di Pantura pas-pasan dalam kondisi normal. Idealnya 1,5 meter dinaikkan jalan tapi banyak hambatan sosial. Solusinya bukan naikkan Pantura tapi alihkan mobilitasnya," papar Hedy.
Jalur yang dibangun sejak jaman kolonial itu hampir pasti mengalami perbaikan di sana sini. Setiap tahun, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum menggelontorkan anggaran untuk pemeliharaan jalur itu.
Dirjen Bina Marga KemenPU, Djoko Murjanto mengatakan, perbaikan jalur Pantura setiap tahun adalah keniscayaan. Hal itu dilakukan karena beban yang diterima jalur itu sangatlah berat.
"Memang harus begitu, selalu saya tegaskan begitu. Yang namanya jalan kalau mau dipakai harus ada pembiayaan, kalau tidak ada pembiayaan makin hancur. Intinya pemeliharaan itu pasti, harus," tegas Djoko di sela-sela pemantauan jalur Pantura, di Cirebon, Jawa Barat, Senin (19/5/2014).
Kemudian Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah V (BBPJN V) Dirjen Bina Marga, Hedy Rahadian, memaparkan alasan perbaikan jalur Pantura dilakukan setiap tahun. Salah satunya karena muatan kendaraan di Indonesia yang masih tinggi.
"Kalau overloading, idealnya 8 ton tapi MST (Muatan Sumbu Terberat) kita 10 ton. Sementara MST aktual itu 18-20 ton, saat ini overloading 60 persen. Amerika aja MST-nya 8 ton. Itu dampaknya terhadap jalan pangkat 4," kata Hedy.
Hedy kemudian mengatakan, perhitungan penambahan anggaran untuk perbaikan saat ini naik menjadi Rp 1,7 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 1,2 - Rp 1,3 triliun. Hal itu, lanjutnya, adalah angka yang normal mengingat kerusakan jalan yang disebabkan tingginya muatan.
"Di mana-mana biaya jalan mahal. Anggaran di Pantura pas-pasan dalam kondisi normal. Idealnya 1,5 meter dinaikkan jalan tapi banyak hambatan sosial. Solusinya bukan naikkan Pantura tapi alihkan mobilitasnya," papar Hedy.
Komentar
Posting Komentar